Isra Mi’raj adalah peristiwa penting dalam sejarah kenabian Muhammad SAW. Peristiwa yang bertujuan menghibur Rasulullah SAW (yang sedang bersedih setelah dua orang terdekatnya meninggal dunia) ini memang penuh hal-hal yang “tidak” masuk akal. Dan salah satu hal yang “tidak” masuk akal adalah Rasulullah mampu melihat surga dan neraka dengan amat jelas dalam perjalanan yang super cepat itu.
1. Pemandangan surga dan neraka. Kondisi surga dan neraka yang diperlihatkan kepada Rasulullah SAW adalah kondisi yang hakiki, benar-benar surga dan neraka yang telah diciptakan Allah SWT dan disiapkan buat manusia. Dalam beberapa hadis, Rasulullah mengisahkan pengalaman itu dengan kalimat “Udhiltu al jannah [saya dimasukkan ke dalam surga]” dan “Bainama ana asiiru fil jannah [ketika saya berjalan di surga]”. Tetapi pemandangan nikmat surga serta siksa neraka adalah ilustrasi atau gambaran nasib masa depan manusia di akhirat. Ini terlihat dari siksaan penghuni neraka — mereka disiksa karena tidak melaksanakan perintah-perintah agama yang pada waktu itu belum diwajibkan. Meski hanya ilustrasi, bukan berarti surga dan neraka saat ini kosong tanpa penghuni. Sebab, selain pada peristiwa Isra’ Mi’raj, Nabi Muhammad SAW juga pernah diperlihatkan surga dan neraka pada kesempatan yang lain. Dalam kesempatan itulah Rasulullah SAW melihat penduduk surga ataupun neraka bukan sebagai ilustrasi. Namun sebagai peristiwa yang benar-benar sedang terjadi.
2. Tempat manusia di surga atau di neraka memang sudah tertulis. Ketentuan ini bisa dijumpai penjelasannya dalam banyak hadis sahih. Salah satunya: “Tidaklah diciptakan satu jiwa, kecuali telah ditulis [terlebih dahulu] tempatnya di surga atau neraka, juga telah tertulis nasibnya akankah sengsara atau bahagia.” (H.R. Muslim) Mungkin ada yang bertanya, kalau tempat kita sudah ditentukan, untuk apa kita beramal? Toh tempat kembali kita sudah ditakdirkan? Ini adalah pertanyaan wajar — sebagaimana pertanyaan para sahabat ketika diberitahu Rasul. Nabi pun menjawab, “Beramallah, karena setiap orang akan dimudahkan untuk melakukan sesuatu yang untuknya ia diciptakan”. Rasulullah SAW justru memerintahkan kita untuk beramal. Karena kita tidak pernah tahu untuk ke mana kita diciptakan; ke surga atau neraka? Karena itulah kemudian beliau membaca ayat 5-10 dari surat Al Lail. Dalam ayat-ayat yang beliau baca ini, ada petunjuk agar kita dimudahkan untuk ke surga. Juga petunjuk siapa yang akan dimudahkan menuju neraka.
0 komentar:
Post a Comment